Sakura ditaman Untuk Kita. Aku dan Kamu
POSTED ON 07 Februari 2013 AT Kamis, Februari 07, 2013 \\
Sebentar lagi musim semi akan tiba. Dan sakura pun akan mekar kembali yang menampakan rona kemerahmudaan... balok panjang yang nyaman terbuat dari batu alam utuh yang dipahat menjadi sebuah bangku taman. Aku akan nyaman duduk dibangku itu, mungkin karena perdu itu terlindungi dari sinar matahari langsung oleh sederetan pohon sakura rendah. Bunga-bunga itu tak cepat menjadi layu. Sosok pohon yang selalu menciptakan suasana melankolis. Bunganya lembut dan berdesir-desir apabila ditiup angin sepoi. Ah…. Begitu romantisnya, bila sepasang kekasih duduk dibawah pohon itu tak aka nada air mata dan desah tangis tetapi hanya ada senyum dan tatapan kemesraan manja. Kolam air dan semak-semak di dekat bangku taman itu memantulkan warna langit biru tak berawan. Begitu teduh dan tenang. Disekitarnya sesekali melintas sepasang kekasih yang sengaja berjalan melintas dibawah pohon itu. Aku melihatnya. Dan harus kukatakan begitu romantisnya, senyuman, tawaan kecil, dan jemari-jemari mereka yang menyatu begitu mesranya. Ya, begitu romantisnya bukan?
Aku berjalan mengelilingi taman itu dan memandang ke sekelilingnya. Lalu aku kembali melanjutkan dunia khayalanku. Dan aku duduk kembali diatas bangku batu itu. Mataku mentap ke sekeliling sekitar taman, aku tak ingin bangkit dari bangku ini. Tidak. Aku tidak melihat dia disini yang sedang menikmati keindahan taman ini. Hanya aku seorang diri duduk disini ditemani banyangannya. Aku merindukanmu. Aku merindumu! I want to see your face, now! Aku menjerit dari relung kalbu.
Aku berdiri dari duduku dan meninggalkan taman ini. Sekalipun aku bertemu dan melihat senyumnya. Aku tidak berani berkata-kata. Bahkan menatapnya saja aku tidak berani. Ya, memang aku sangat pengecut. Mungkin betapa indahnya apabila sebuah perjumpaan yang saling mengenal dan hidup dalam sebuah dunia yang sama sekali baru. Sebuah duniah yang penuh rona. Sebuah dunia yang penuh rasa bahagia. Semuanya kembali ketitik perkenalan. Aku ingin terlontar ke lorong waktu dan kembali kemasa itu.
Ah… alangkah berbahayanya musim semi. Ketika bunga-bunga bermekaran, hati manusiapun menjadi bunga. Langit bertabur bintang. Biru yang kelam menyungkup semesta, memandangi bulatan bundar dilangit. Aku sudah tak tahu lagi, apakah itu rembulan atau matahari. Hatiku kosong. Otakku kosong. Tak ingin merasakan apa-apa lagi. Pikiran tentang masa depan yang merujit pilu. Lulus kuliah, menjadi sarjana, meniti karir yang sukses, lalu menemukan cinta sejati. Gelombang hawa dingin tiba-tiba muncul ditubuh ini. Tak kuasa menahan tubuh yang terguncang dan jemari ini gemetar sehingga aku berhenti menulis. Butir-butir air mata yang datang begitu saja.
Sebentar lagi musim panas akan tiba dan sakura akan layu dibakar matahari. Sampai jumpa kembali musim semi. Sampai jumpa bunga sakura. Aku akan kembali duduk dibangku itu, kembali menikmati keindahan dibawah pohon sakura dengan bunga-bunga yang jatuh dengan lembut apabila ditiup oleh angin bersama sesosok lelaki yang diciptakan oleh Sang Pencipta. Akankah aku melihat sebuah cinta? Sebuah cinta yang termat besar. Sakura ditaman untuk kita. Aku dan kamu.
…teruntuk musim semi, teruntuk masa lalu, teruntuk seseorang, teruntuk masa depan, teruntuk semesta, dan teruntuk Sang Pencipta.
Aku mohon…
Dear, Alis Tebal
POSTED ON AT Kamis, Februari 07, 2013 \\
Kamu, alis tebal adalah kenangan dua tahunku. Pada saat itu, aku menemukannya, seperti menemukan kekuatan yang teramat kuat. Awalnya semuanya penuh dengan kegugupan setelah itu penuh dengan keindahan. Namun hati ini cukup lelah untuk menyimpan perasaan ini terlalu lama. Hati ku bertanya-tanya dan bergelora ‘apakah masih ada kesempatan lagi untukku, alis tebal?’ . Tak kuasa ku menahan perasaan ini dan memendamnya terlalu lama. Sungguh tersiksa dengan perasaan ini. Apakah perasaan ini akan sirna begitu saja?
Aku sungguh menyesal, dengan keputusanku itu. Pada saat itu, hatiku menjerit-jerit inginku memfrontalkan perasaanku yang sesungguhnya. Namun, hati ini berusaha tegar menerima semuanya. Saat kuputuskan untuk tidak bersama kamu lagi, berat rasanya untuk menerima kenyataan yang kubuat. Perasaan suka, sayang, dan cinta masi ada didalam hati ini.
Setiap malam, sebelum aku tertidur. Aku melipat tangan, tertunduk dan berbicara didalam hati dan mengirim pesan pada yang Kuasa. Disetiap bagian akhir doaku, namamu selalu kusebut. Tak pernah terlewatkan. Namamu dan wajahmu selalu membuatku tersenyum. Nama itu selalu membawaku didalam kesejukan. Namun tak panjang doaku untukmu, tak sepanjang penantianku untukmu, alis tebal.
Aku juga sudah berhenti menghitung sudah berapa kali kita tidak bicara. Aku merindukan perbincangan itu. Aku juga rindu arti kata ‘kita’ antara kamu dan aku. Namun sekarang terasa kosong. Seperti sebuah rumah yang barang-barangnnya dipindahkan entah kemana. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Hanya duduk sendiri dan melamun. Memikirkan apa yang harus kulakukan. Aku sudah membuang semua kenangan itu dari otakku. Yang isinya tentang kamu, kamu, dan kamu. Mungkin kamu juga sudah membuang kenangan itu dari otakmu. Yang isinya tentang aku, aku, dan aku.
Setiap kali kita bertemu, berjalan dengan arah berlawanan. Aku ingin menyapamu, melambaikan tangan, memandangmu dan ingin melihat senyummu yang memelukku dengan kesejukan. Namun, keadaan berkata lain, sapaan itu tidak ada. Hanya ilalang-ilalang saja yang merasakannya. Labaian tangan itu juga tidak ada. Senyuman itu tidak ada antara kita. Aku tidak melihatmu atau kamu tidak melihatku? Aku terus berjalan terus tanpa menoleh atau kamu yang terus berjalan tanpa menoleh? Kamu tahu rasanya? Sakit.
Tapi kuingatkan lagi diriku. Kita kembali ketitik nol. Titik dimana kita pertama bertemu. Kamu asing bagiku dan aku asing bagimu. Kusadari semuanya sudah berubah. Kamu berubah, aku berubah. Atas ketidakjelasan masalah yang sudah kubuat, aku ingin meminta maaf.
Aku yakin, hatimu itu emas. Bukan berlian. Pribadi yang bersinar untuk sesama. Karena, aku percaya, dirimu itu luar biasa. Aku berharap akan sebuah kejaiban, tentangmu, tentangku. Berandai-andai kau menjadi milikku. Mungkin dunia akan berhenti berputar. Aku masih berharap. Ku tahu ada banyak gadis diluar sana. Memang, mereka cantik. Tapi ku yakin, cintanya tak sebesar cintaku padamu. Namun ku yakin, kau juga berharap akan sebuah kejaiban, tentangmu. Bahagia selama-lamanya. Dan andaikan bukan denganku, dengan berat hati, aku rela’’’ aku ikhlaskan, karena cintaku tak sama dengan cinta mereka.
Aku paham, semua orang mempunyai dua sisi. Sifat baik dan buruk? Kau tau? Aku rindu, sifat-sifat burukmu dan berbagi ceria dengan semua kebaikan yang ada pada dirimu. Aku tidak peduli apa kata orang tentang dirimu. Tidak memikirkan perkiraan-perkiraan yang belum pasti. Namun, yang aku pedulikan adalah dirimu seorang. Aku ingin kau terus merasa hebat, kau adalah pribadi yang membanggakan untuk kedua orang tuamu. Jangan bertindak bodoh, karena ada seseorang yang merindukan senyummu, tawamu, dan candamu.
Aku tidak takut kehilanganmu. Aku juga tidak takut untuk melepaskanmu dan aku juga tidak takut melihatmu bersama dengan yang lain. Entah mengapa hati ini memilihmu dan tidak memilih dia.
Dan sekian suara isi hati ini. Siapa pun yang membaca “…tidak semua yang aku tulis adalah aku.”Terutama untuk seseorang yang dimaksud dalam surat ini saya minta maaf yang sebesar-besarnya untuk semua kesalahan besar maupun kecil yang sudah perbuat mulai awal kita kenal sampai sekarang ini. Jika ada kesalahan-kesalahn kata dalam surat ini, saya minta maaf kalau ada yang menyinggung. I miss you everyday, like I love you for the first time…
Sakura ditaman Untuk Kita. Aku dan Kamu
POSTED ON 07 Februari 2013 AT Kamis, Februari 07, 2013 \\
Sebentar lagi musim semi akan tiba. Dan sakura pun akan mekar kembali yang menampakan rona kemerahmudaan... balok panjang yang nyaman terbuat dari batu alam utuh yang dipahat menjadi sebuah bangku taman. Aku akan nyaman duduk dibangku itu, mungkin karena perdu itu terlindungi dari sinar matahari langsung oleh sederetan pohon sakura rendah. Bunga-bunga itu tak cepat menjadi layu. Sosok pohon yang selalu menciptakan suasana melankolis. Bunganya lembut dan berdesir-desir apabila ditiup angin sepoi. Ah…. Begitu romantisnya, bila sepasang kekasih duduk dibawah pohon itu tak aka nada air mata dan desah tangis tetapi hanya ada senyum dan tatapan kemesraan manja. Kolam air dan semak-semak di dekat bangku taman itu memantulkan warna langit biru tak berawan. Begitu teduh dan tenang. Disekitarnya sesekali melintas sepasang kekasih yang sengaja berjalan melintas dibawah pohon itu. Aku melihatnya. Dan harus kukatakan begitu romantisnya, senyuman, tawaan kecil, dan jemari-jemari mereka yang menyatu begitu mesranya. Ya, begitu romantisnya bukan?
Aku berjalan mengelilingi taman itu dan memandang ke sekelilingnya. Lalu aku kembali melanjutkan dunia khayalanku. Dan aku duduk kembali diatas bangku batu itu. Mataku mentap ke sekeliling sekitar taman, aku tak ingin bangkit dari bangku ini. Tidak. Aku tidak melihat dia disini yang sedang menikmati keindahan taman ini. Hanya aku seorang diri duduk disini ditemani banyangannya. Aku merindukanmu. Aku merindumu! I want to see your face, now! Aku menjerit dari relung kalbu.
Aku berdiri dari duduku dan meninggalkan taman ini. Sekalipun aku bertemu dan melihat senyumnya. Aku tidak berani berkata-kata. Bahkan menatapnya saja aku tidak berani. Ya, memang aku sangat pengecut. Mungkin betapa indahnya apabila sebuah perjumpaan yang saling mengenal dan hidup dalam sebuah dunia yang sama sekali baru. Sebuah duniah yang penuh rona. Sebuah dunia yang penuh rasa bahagia. Semuanya kembali ketitik perkenalan. Aku ingin terlontar ke lorong waktu dan kembali kemasa itu.
Ah… alangkah berbahayanya musim semi. Ketika bunga-bunga bermekaran, hati manusiapun menjadi bunga. Langit bertabur bintang. Biru yang kelam menyungkup semesta, memandangi bulatan bundar dilangit. Aku sudah tak tahu lagi, apakah itu rembulan atau matahari. Hatiku kosong. Otakku kosong. Tak ingin merasakan apa-apa lagi. Pikiran tentang masa depan yang merujit pilu. Lulus kuliah, menjadi sarjana, meniti karir yang sukses, lalu menemukan cinta sejati. Gelombang hawa dingin tiba-tiba muncul ditubuh ini. Tak kuasa menahan tubuh yang terguncang dan jemari ini gemetar sehingga aku berhenti menulis. Butir-butir air mata yang datang begitu saja.
Sebentar lagi musim panas akan tiba dan sakura akan layu dibakar matahari. Sampai jumpa kembali musim semi. Sampai jumpa bunga sakura. Aku akan kembali duduk dibangku itu, kembali menikmati keindahan dibawah pohon sakura dengan bunga-bunga yang jatuh dengan lembut apabila ditiup oleh angin bersama sesosok lelaki yang diciptakan oleh Sang Pencipta. Akankah aku melihat sebuah cinta? Sebuah cinta yang termat besar. Sakura ditaman untuk kita. Aku dan kamu.
…teruntuk musim semi, teruntuk masa lalu, teruntuk seseorang, teruntuk masa depan, teruntuk semesta, dan teruntuk Sang Pencipta.
Aku mohon…
Dear, Alis Tebal
POSTED ON AT Kamis, Februari 07, 2013 \\
Kamu, alis tebal adalah kenangan dua tahunku. Pada saat itu, aku menemukannya, seperti menemukan kekuatan yang teramat kuat. Awalnya semuanya penuh dengan kegugupan setelah itu penuh dengan keindahan. Namun hati ini cukup lelah untuk menyimpan perasaan ini terlalu lama. Hati ku bertanya-tanya dan bergelora ‘apakah masih ada kesempatan lagi untukku, alis tebal?’ . Tak kuasa ku menahan perasaan ini dan memendamnya terlalu lama. Sungguh tersiksa dengan perasaan ini. Apakah perasaan ini akan sirna begitu saja?
Aku sungguh menyesal, dengan keputusanku itu. Pada saat itu, hatiku menjerit-jerit inginku memfrontalkan perasaanku yang sesungguhnya. Namun, hati ini berusaha tegar menerima semuanya. Saat kuputuskan untuk tidak bersama kamu lagi, berat rasanya untuk menerima kenyataan yang kubuat. Perasaan suka, sayang, dan cinta masi ada didalam hati ini.
Setiap malam, sebelum aku tertidur. Aku melipat tangan, tertunduk dan berbicara didalam hati dan mengirim pesan pada yang Kuasa. Disetiap bagian akhir doaku, namamu selalu kusebut. Tak pernah terlewatkan. Namamu dan wajahmu selalu membuatku tersenyum. Nama itu selalu membawaku didalam kesejukan. Namun tak panjang doaku untukmu, tak sepanjang penantianku untukmu, alis tebal.
Aku juga sudah berhenti menghitung sudah berapa kali kita tidak bicara. Aku merindukan perbincangan itu. Aku juga rindu arti kata ‘kita’ antara kamu dan aku. Namun sekarang terasa kosong. Seperti sebuah rumah yang barang-barangnnya dipindahkan entah kemana. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Hanya duduk sendiri dan melamun. Memikirkan apa yang harus kulakukan. Aku sudah membuang semua kenangan itu dari otakku. Yang isinya tentang kamu, kamu, dan kamu. Mungkin kamu juga sudah membuang kenangan itu dari otakmu. Yang isinya tentang aku, aku, dan aku.
Setiap kali kita bertemu, berjalan dengan arah berlawanan. Aku ingin menyapamu, melambaikan tangan, memandangmu dan ingin melihat senyummu yang memelukku dengan kesejukan. Namun, keadaan berkata lain, sapaan itu tidak ada. Hanya ilalang-ilalang saja yang merasakannya. Labaian tangan itu juga tidak ada. Senyuman itu tidak ada antara kita. Aku tidak melihatmu atau kamu tidak melihatku? Aku terus berjalan terus tanpa menoleh atau kamu yang terus berjalan tanpa menoleh? Kamu tahu rasanya? Sakit.
Tapi kuingatkan lagi diriku. Kita kembali ketitik nol. Titik dimana kita pertama bertemu. Kamu asing bagiku dan aku asing bagimu. Kusadari semuanya sudah berubah. Kamu berubah, aku berubah. Atas ketidakjelasan masalah yang sudah kubuat, aku ingin meminta maaf.
Aku yakin, hatimu itu emas. Bukan berlian. Pribadi yang bersinar untuk sesama. Karena, aku percaya, dirimu itu luar biasa. Aku berharap akan sebuah kejaiban, tentangmu, tentangku. Berandai-andai kau menjadi milikku. Mungkin dunia akan berhenti berputar. Aku masih berharap. Ku tahu ada banyak gadis diluar sana. Memang, mereka cantik. Tapi ku yakin, cintanya tak sebesar cintaku padamu. Namun ku yakin, kau juga berharap akan sebuah kejaiban, tentangmu. Bahagia selama-lamanya. Dan andaikan bukan denganku, dengan berat hati, aku rela’’’ aku ikhlaskan, karena cintaku tak sama dengan cinta mereka.
Aku paham, semua orang mempunyai dua sisi. Sifat baik dan buruk? Kau tau? Aku rindu, sifat-sifat burukmu dan berbagi ceria dengan semua kebaikan yang ada pada dirimu. Aku tidak peduli apa kata orang tentang dirimu. Tidak memikirkan perkiraan-perkiraan yang belum pasti. Namun, yang aku pedulikan adalah dirimu seorang. Aku ingin kau terus merasa hebat, kau adalah pribadi yang membanggakan untuk kedua orang tuamu. Jangan bertindak bodoh, karena ada seseorang yang merindukan senyummu, tawamu, dan candamu.
Aku tidak takut kehilanganmu. Aku juga tidak takut untuk melepaskanmu dan aku juga tidak takut melihatmu bersama dengan yang lain. Entah mengapa hati ini memilihmu dan tidak memilih dia.
Dan sekian suara isi hati ini. Siapa pun yang membaca “…tidak semua yang aku tulis adalah aku.”Terutama untuk seseorang yang dimaksud dalam surat ini saya minta maaf yang sebesar-besarnya untuk semua kesalahan besar maupun kecil yang sudah perbuat mulai awal kita kenal sampai sekarang ini. Jika ada kesalahan-kesalahn kata dalam surat ini, saya minta maaf kalau ada yang menyinggung. I miss you everyday, like I love you for the first time…
mood and rainy
A derp who likes french-kissing her flute and massaging le piano. I kid, I kid. But I
am a musician... still a student though. I am addicted to melon milk, coffee, Zooey Deschanel, reading about cryptology and horror and gory manga. I like taking photos every fucking time.
Favorite color is brown, the color of earth and chocolates. Books are my best friends. The only time they betrayed me was when I thought an author was female then it turns out to be, aloha, male. Enclosed spaces are cozy; I'm weird like that. And oh, I have a tiny puppy named Sushi who rolls on its back every time I refuse to put down its milk bowl.