Mimpi atau bukan
POSTED ON 12 Juni 2013 AT Rabu, Juni 12, 2013 \\
Mimpi atau bukan. 
Hari ini kamu terlihat baik. Baik dari hari-hari yang sebelumnya walau hanya sesaat. 
Aku takut harapan yang bodoh itu muncul lagi. Aku mohon…. Untuk yang terkasih, kamu.

Hari Ini
POSTED ON AT Rabu, Juni 12, 2013 \\
Hari ini aku mengeluhkan kamu yang tak pernah memberikan kesempatan untuk bertemu. 
“mungkin karena kamu terlalu sibuk, sibuk dengan dunia kamu” aku mencoba menghibur diri sendiri.

Mungkin karena kita… Bukan tapi karena aku tidak terlalu penting untukmu.

Skipi Skipi..
POSTED ON 18 Maret 2013 AT Senin, Maret 18, 2013 \\
Heiyaa!Semua ini berawal dari Skype. Kalian pasti tau kan skype itu apa, silahkan tanya google bagi yang belum tau. Menurut gue sih skype itu aplikasi software yang menyediakan layanan voice dan video call serta chatting melalui internet, kurang lebih sih begitu. Awalnya sih gue berpikir ga penting juga bikin account skype toh ga ada yang mau dihubungi kalo mau sekedar tau apa kabar ya bisa lewat handphone. Tapi sekarang beda lagi ceritanya karena cici gue tinggal di Jepang dan untuk mempermudah komunikasi ya gue bikin skype deh.. karena kalo pake pulsa telpon mahalnya selangit ga cukup sepuluh ribu buat ngomong doank. Awalnya friend skype cuma ada cici gue doank, terus gue mikir ‘pengen deh ngeliat mukanya dan denger suaranya dia’ (ini bukan cici gue tapi.. ya seseorang, soalnya sudah lama banget gue ga liat mukanya sama denger suaranya) then gue tanya deh ke orangnya langsung nama id skypenya apa hehe. Setelah dikasih tau dia cuma bilang ‘percuma gue ga pernah ol skype’ pas dia ngomong kayak gitu hati gue langsung JEDERRRR. haha tapi tetep aja gue add, iseng-iseng berhadiah. kalo di accept ya syukur kalo ga yaudah ga papa emang belom beruntung.Setiap gue online skype, gue selalu nge-cek sudah di accept atau belum. Berkali-kali gue online belum di accept-accept juga. Yaudalah berarti belum beruntung. Mungkin emang belum saatnya. Tiba-tiba dalem hati gue ngomong ‘mungkin ga tau Tahun berapa dia bakal  accept tuh skype’ emang sih lebay tapi gue berharap id skype gue di accept secepatnya karena gue pengen banget ngeliat mukanya :’( Beberapa bulan, emang sih gue ga pernah nge-cek lagi.
Pas menjelang Imlek skype gue online, bukannya pas imlek doank pokoknya setiap komputer gue nyala tuh skype online. Gue yang lagi duduk duduk santai dan sepupu gue lagi main monopli online, dibuat terkejut. Dan ternyata id skype nya ud di accept, yuhuuu.

Gue: Tuh siapa yang panggil (skype) ciyola bukan? *sepupu gue diem karena lagi keasikan main. Pas gue liat ke komputer yang panggil lewat skype itu… (xx) dan sepupu gue panik, seharusnya sih gue yang panik tapi ini kebalik. Karena sepupu gue panik, gue jadi ikut-ikutan panik juga. huft. ‘ci, gimana ini diangkat apa didiemin aja’ dan gue pun diem harus mikir secara cepat pake jet haha kalo ga cepet tuh panggilan dr skype bakalan mati dan cuma jadi missed call. Then gue memutuskan diangkat tapi jangan pake foto kita ya, dan akhirnya oh my God… rasanya mata gue berlinang-linang ga tau gue seneng apa gimana yang cuma gue bisa bilang ‘makasih Tuhan, akhirnya bisa liat dia juga. senyumnya, alisnya’ dan akhirnya tuh panggilan gue suruh matiin. dan panggilan pun berakhir.. pengen sih ngeliat dia lebih lama lagi, abisnya gue kangen banget. Selanjutnya gue langsung ke kamar karena ngantuk banget dan pas tiduran gue ga bisa tidur cuma bisa senyum-senyum sendirian aja.. Cuma bisa bilang sama Tuhan, Terima Kasih :’) setelah senyum-senyum sendirian dikamar tanpa sadar gue ud tidur ternyata dan pas bangun pun hati gue seneng banget. Langsung deh ngucap syukur sama Tuhan. Emang Tuhan itu Baik Banget.


Sakura ditaman Untuk Kita. Aku dan Kamu
POSTED ON 07 Februari 2013 AT Kamis, Februari 07, 2013 \\
Sebentar lagi musim semi akan tiba. Dan sakura pun akan mekar kembali yang menampakan rona kemerahmudaan... balok panjang yang nyaman terbuat dari batu alam utuh yang dipahat menjadi sebuah bangku taman. Aku akan nyaman duduk dibangku itu, mungkin karena perdu itu terlindungi dari sinar matahari langsung oleh sederetan pohon sakura rendah. Bunga-bunga itu tak cepat menjadi layu. Sosok pohon yang selalu menciptakan suasana melankolis. Bunganya lembut dan berdesir-desir apabila ditiup angin sepoi. Ah…. Begitu romantisnya, bila sepasang kekasih duduk dibawah pohon itu tak aka nada air mata dan desah tangis tetapi hanya ada senyum dan tatapan kemesraan manja. Kolam air dan semak-semak di dekat bangku taman itu memantulkan warna langit biru tak berawan. Begitu teduh dan tenang. Disekitarnya sesekali melintas sepasang kekasih yang sengaja berjalan melintas dibawah pohon itu. Aku melihatnya. Dan harus kukatakan begitu romantisnya, senyuman, tawaan kecil, dan jemari-jemari mereka yang menyatu begitu mesranya. Ya, begitu romantisnya bukan?

Aku berjalan mengelilingi taman itu dan memandang ke sekelilingnya. Lalu aku kembali melanjutkan dunia khayalanku. Dan aku duduk kembali diatas bangku batu itu. Mataku mentap ke sekeliling sekitar taman, aku tak ingin bangkit dari bangku ini. Tidak. Aku tidak melihat dia disini yang sedang menikmati keindahan taman ini. Hanya aku seorang diri duduk disini ditemani banyangannya. Aku merindukanmu. Aku merindumu! I want to see your face, now! Aku menjerit dari relung kalbu.

Aku berdiri dari duduku dan meninggalkan taman ini. Sekalipun aku bertemu dan melihat senyumnya. Aku tidak berani berkata-kata. Bahkan menatapnya saja aku tidak berani. Ya, memang aku sangat pengecut. Mungkin betapa indahnya apabila sebuah perjumpaan yang saling mengenal dan hidup dalam sebuah dunia yang sama sekali baru. Sebuah duniah yang penuh rona. Sebuah dunia yang penuh rasa bahagia. Semuanya kembali ketitik perkenalan. Aku ingin terlontar ke lorong waktu dan kembali kemasa itu.

Ah… alangkah berbahayanya musim semi. Ketika bunga-bunga bermekaran, hati manusiapun menjadi bunga. Langit bertabur bintang. Biru yang kelam menyungkup semesta, memandangi bulatan bundar dilangit. Aku sudah tak tahu lagi, apakah itu rembulan atau matahari. Hatiku kosong. Otakku kosong. Tak ingin merasakan apa-apa lagi. Pikiran tentang masa depan yang merujit pilu. Lulus kuliah, menjadi sarjana, meniti karir yang sukses, lalu menemukan cinta sejati. Gelombang hawa dingin tiba-tiba muncul ditubuh ini. Tak kuasa menahan tubuh yang terguncang dan jemari ini gemetar sehingga aku berhenti menulis. Butir-butir air mata yang datang begitu saja.

Sebentar lagi musim panas akan tiba dan sakura akan layu dibakar matahari. Sampai jumpa kembali musim semi. Sampai jumpa bunga sakura. Aku akan kembali duduk dibangku itu, kembali menikmati keindahan dibawah pohon sakura dengan bunga-bunga yang jatuh dengan lembut apabila ditiup oleh angin bersama sesosok lelaki yang diciptakan oleh Sang Pencipta. Akankah aku melihat sebuah cinta? Sebuah cinta yang termat besar. Sakura ditaman untuk kita. Aku dan kamu.

…teruntuk musim semi, teruntuk masa lalu, teruntuk seseorang, teruntuk masa depan, teruntuk semesta, dan teruntuk Sang Pencipta.

Aku mohon…

Dear, Alis Tebal
POSTED ON AT Kamis, Februari 07, 2013 \\

Kamu, alis tebal adalah kenangan dua tahunku. Pada saat itu, aku menemukannya, seperti menemukan kekuatan yang teramat kuat. Awalnya semuanya penuh dengan kegugupan setelah itu penuh dengan keindahan. Namun hati ini cukup lelah untuk menyimpan perasaan ini terlalu lama. Hati ku bertanya-tanya dan bergelora ‘apakah masih ada kesempatan lagi untukku, alis tebal?’ . Tak kuasa ku menahan perasaan ini dan memendamnya terlalu lama. Sungguh tersiksa dengan perasaan ini. Apakah perasaan ini akan sirna begitu saja?
Aku sungguh menyesal, dengan keputusanku itu. Pada saat itu, hatiku menjerit-jerit inginku memfrontalkan perasaanku yang sesungguhnya. Namun, hati ini berusaha tegar menerima semuanya. Saat kuputuskan untuk tidak bersama kamu lagi, berat rasanya untuk menerima kenyataan yang kubuat. Perasaan suka, sayang, dan cinta masi ada didalam hati ini.
Setiap malam, sebelum aku tertidur. Aku melipat tangan, tertunduk dan berbicara didalam hati dan mengirim pesan pada yang Kuasa. Disetiap bagian akhir doaku, namamu selalu kusebut. Tak pernah terlewatkan. Namamu dan wajahmu selalu membuatku tersenyum. Nama itu selalu membawaku didalam kesejukan. Namun tak panjang doaku untukmu, tak sepanjang penantianku untukmu, alis tebal.
Aku juga sudah berhenti menghitung sudah berapa kali kita tidak bicara. Aku merindukan perbincangan itu. Aku juga rindu arti kata ‘kita’ antara kamu dan aku. Namun sekarang terasa kosong. Seperti sebuah rumah yang barang-barangnnya dipindahkan entah kemana. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Hanya duduk sendiri dan melamun. Memikirkan apa yang harus kulakukan. Aku sudah membuang semua kenangan itu dari otakku. Yang isinya tentang kamu, kamu, dan kamu. Mungkin kamu juga sudah membuang kenangan itu dari otakmu. Yang isinya tentang aku, aku, dan aku.
Setiap kali kita bertemu, berjalan dengan arah berlawanan. Aku ingin menyapamu, melambaikan tangan, memandangmu dan ingin melihat senyummu yang memelukku dengan kesejukan. Namun, keadaan berkata lain, sapaan itu tidak ada. Hanya ilalang-ilalang saja yang merasakannya. Labaian tangan itu juga tidak ada. Senyuman itu tidak ada antara kita. Aku tidak melihatmu atau kamu tidak melihatku? Aku terus berjalan terus tanpa menoleh atau kamu yang terus berjalan tanpa menoleh? Kamu tahu rasanya? Sakit.
Tapi kuingatkan lagi diriku. Kita kembali ketitik nol. Titik dimana kita pertama bertemu. Kamu asing bagiku dan aku asing bagimu. Kusadari semuanya sudah berubah. Kamu berubah, aku berubah. Atas ketidakjelasan masalah yang sudah kubuat, aku ingin meminta maaf.
Aku yakin, hatimu itu emas. Bukan berlian. Pribadi yang bersinar untuk sesama. Karena, aku percaya, dirimu itu luar biasa. Aku berharap akan sebuah kejaiban, tentangmu, tentangku. Berandai-andai kau menjadi milikku. Mungkin dunia akan berhenti berputar. Aku masih berharap. Ku tahu ada banyak gadis diluar sana. Memang, mereka cantik. Tapi ku yakin, cintanya tak sebesar cintaku padamu. Namun ku yakin, kau juga berharap akan sebuah kejaiban, tentangmu. Bahagia selama-lamanya. Dan andaikan bukan denganku, dengan berat hati, aku rela’’’ aku ikhlaskan, karena cintaku tak sama dengan cinta mereka.
Aku paham, semua orang mempunyai dua sisi. Sifat baik dan buruk? Kau tau? Aku rindu, sifat-sifat burukmu dan berbagi ceria dengan semua kebaikan yang ada pada dirimu. Aku tidak peduli apa kata orang tentang dirimu. Tidak memikirkan perkiraan-perkiraan yang belum pasti. Namun, yang aku pedulikan adalah dirimu seorang. Aku ingin kau terus merasa hebat, kau adalah pribadi yang membanggakan untuk kedua orang tuamu. Jangan bertindak bodoh, karena ada seseorang yang merindukan senyummu, tawamu, dan candamu.
Aku tidak takut kehilanganmu. Aku juga tidak takut untuk melepaskanmu dan aku juga tidak takut melihatmu bersama dengan yang lain. Entah mengapa hati ini memilihmu dan tidak memilih dia.
Dan sekian suara isi hati ini. Siapa pun yang membaca “…tidak semua yang aku tulis adalah aku.”Terutama untuk seseorang yang dimaksud dalam surat ini saya minta maaf yang sebesar-besarnya untuk semua kesalahan besar maupun kecil yang sudah perbuat mulai awal kita kenal sampai sekarang ini. Jika ada kesalahan-kesalahn kata dalam surat ini, saya minta maaf kalau ada yang menyinggung. I miss you everyday, like I love you for the first time…


Melankolis "self"
POSTED ON 09 Maret 2012 AT Jumat, Maret 09, 2012 \\
lagi, air mata itu tumpah.
tumpah untuk alasan yang sama, tumpah membawa kesedihan yang sama.

benci rasanya harus membasahi kelopak mata serta wajah ini.

lelah, lelah dengan kegelisahan dan ketakutan. namun sulit untuk dihalau.
lelah menjadi cengeng. namun sulit rasanya menjadi tegar.

namun aku tahu di balik setiap kesedihan, setiap rintihan dalam kesakitan,
ada pelangi keindahan yang menanti...

biarlah gelisah ini tidak menular pada yang lain, pada mereka yang ku sayang..


By: gabiefrisca

Old news
POSTED ON AT Jumat, Maret 09, 2012 \\
Mengapa kini kau lari menjauh? Lalu, apa kabarmu? Mengangakah masih lukamu yang dulu? Atau, kini sudah terpilihkan bagimu akhir yang bahagia? Maafkan aku. Maafkan karena tak bisa selalu menjadi laut yang tetap menyimpan rahasiamu.

not eat
POSTED ON 11 Februari 2012 AT Sabtu, Februari 11, 2012 \\
Pacaran itu kayak makan " Berhenti sebelum kenyang "
Kenyang dikibulin. Kenyang disakitin. Kenyang disepikin. . . . YUHUUU!!!

Be Grateful
POSTED ON 18 Desember 2011 AT Minggu, Desember 18, 2011 \\
Baru saja saya menemukan kata-kata bagus dari akun twitter dari SUMIATI SUPIT,

"Segetir apapun kehidupanmu, seburuk apapun harimu, sekacau apapun hatimu, ketahuilah selalu ada Tuhan Yesus yang sayang dan peduli, Jangan menyerah! "

"Ketika kita masih merasakan sedih, bahagia, berbunga2, patah hati, kecewa, marah, sendiri dan sepi, Bersyukur karena kita masih hidup dan Tuhan punya rencana untuk kita."

Lately, God has taught me.. Right after I complain about something, He showed me a worse case happened unto someone, and I realized… how blessed I am.
Ketika saya mengeluhkan hal sepele tentang orangtua saya, Tuhan mengingatkan akan anak-anak yang tidak memiliki orangtua, dan kontan saya tutup mulut. Ketika saya mengeluhkan tugas kuliah yang banyaknya naujubile, Tuhan mengingatkan saya akan mereka yang begitu ingin bisa kuliah tapi tak ada biaya, dan saya terdiam. Ketika saya mengeluhkan rumah yang berantakan, Tuhan mengingatkan saya akan mereka yang terpaksa tidur di kolong jembatan atau emperan jalan hanya dengan beralaskan kardus, dan saya tersadar…betapa diberkatinya saya karena masih memiliki rumah untuk berteduh. 
Dan saya sadar… setiap orang mempunyai salibnya sendiri, sama seperti setiap orang memiliki berkatnya sendiri. Tidak ada seorang pun yang tidak mempunyai salib atau tidak diberkati. Bagaimana cara kita memandang hal itu lah yang menentukan sikap kita dalam menghadapinya.
Ketahuilah ketahuilah selalu ada Tuhan Yesus yang sayang dan peduli, Jangan menyerah! " dan harus Bersyukur karena kita masih hidup dan Tuhan punya rencana untuk kita.



Aku aman, dan berada di tangan yang tepat
POSTED ON 22 November 2011 AT Selasa, November 22, 2011 \\

Coba lihat gadis kecil yang duduk di pangkuan Tuhan Yesus :)

Gadis kecil itu duduk dengan  nyaman sekali duduk dipangkuan-Nya. Matanya penuh dengan kekaguman dan penuh dengan kepercayaan. Gadis kecil itu tersenyum dan seolah ingin berkata "Aku aman, dan berada di tangan yang tepat."
Seperti itulah saya sekarang, menaruh harapan dan penuh dengan kepercayaan dan aman berada ditangan yang tepat.
Meskipun banyak masalah yang ga pernah ada habisnya, Meskipun orang yang sudah saya percaya, yang saya harapkan, dan saya banggakan namun mereka sudah menyakiti saya.

Dan.. saya yakin saya aman dan berada ditangan yang tepat. Bahwa rencana-rencana saya tidak selalu yang terbaik buat saya. Tuhan Yesus punya rencana yang jauh lebih baik, yang mungkin sekarang belum saya lihat secara utuh. He doesn't play, everything is in His plan :)

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29 : 11)

Postingan ini saya baca di smoothZentation.blogspot.com

Label:


Ruangan
POSTED ON AT Selasa, November 22, 2011 \\
I Kiss Dating Goodbye yang ditulis oleh Joshua Harris, dan langsung mewek semewek-meweknya. Cerita ini tentang mimpi yang suatu kali dialaminya. I’m so glad to share this story with you (jangan lupa siapin tissue :p). Cekidot!

Antara sadar dan tidak, saya menemukan diri saya di sebuah ruangan. Tidak ada ciri-ciri yang membedakan kecuali sebuah tembok yang ditutupi dengan arsip-arsip berisi kartu-kartu indeks kecil.

Kartu-kartu tersebut seperti yang ada di perpustakaan, berisi judul buku berdasarkan nama pengarang atau tema dalam urutan abjad. Tetapi arsip-arsip tersebut yang terbentang dari lantai sampai langit-pangit dan tampaknya tak berakhir dari segala arah, memiliki judul-judul yang sangat berbeda. Ketika saya mendekati tembok arsip tersebut, arsip pertama yang menarik perhatian saya adalah arsip yang berjudul “Gadis-gadis yang pernah aku sukai”. Saya membukanya dan mulai membolak-balik kartu-kartu tersebut. Saya cepat-cepat menutup kartu itu, terkejut karena menyadari bahwa saya mengenal nama-nama yang tertulis pada tiap kartu tersebut.

Dan kemudian tanpa diberi tahu, saya tahu persis di mana saya berada. Ruangan tanpa kehidupan dengan arsip-arsip kecilnya adalah sebuah sistem katalog sederhana dari kehidupan saya. Di sana tertulis setiap tindakan saya setiap saat, baik besar maupun ekcil, dalam rincian yang tidak dapat ditandingi dengan daya ingat saya.

Suatu perasaan kagum dan ingin tahu, disertai dengan ketakutan yang berkecamuk di dalam diri saya ketika saya mulai membuka arsip-arsip itu secara acak dan menyelidiki isinya. Beberapa membawa kenangan manis dan sukacita; yang lain memalukan dan saya sesali sehingga saya akan melihat arsip bertuliskan “Teman-teman” bersebelahan dengan arsip berjudul “Teman-teman yang telah kukhianati”.
Judul arsip-arsip tersebut bervariasi mulai dari yang biasa sampai yang aneh sama sekali: “Buku-buku yang pernah aku baca”, “Kebohongan-kebohongan yang pernah aku buat”, “Penghiburan yang pernah kuberikan”, “Lelucon-lelucon yang pernah kutertawakan”. Beberapa sangat tepat: “Cemoohan yang pernah kusampaikan pada saudara-saudaraku”. Yang lain yang tidak dapat saya tertawakan: “Hal-hal yang telah kulakukan dalam kemarahan”, “Gerutuan yang pernah kusampaikan pada orangtuaku”. Saya tidak pernah tidak terkejut melihat isinya. Seringkali ada lebih banyak kartu daripada yang saya perkirakan. Kadangkala ada lebih sedikit kartu dari yang saya harapkan.

Saya diliputi oleh volume kehidupan yang telah saya jalani. Mungkinkah saya memiliki waktu di usia saya yang 20 tahun ini untuk menuliskan tiap-tiap kartu yang jumlahnya bisa ribuan, bahkan jutaan ini? Tetapi setiap kartu menegaskan kebenaran ini. Masing-masing kartu bertuliskan tandatangan saya sendiri. Dan setiap kartu saya tandatangani. 

Ketika saya menarik sebuah arsip berjudul “Lagu-lagu yang pernah kudengar” saya menyadari bahwa arsip-arsip tersebut bertambah untuk menampung isinya. Kartu-kartu itu dipak secara ketat, namun setelah dua atau tiga kartu, saya tidak dapat menemukan akhir dari arsip tersebut. Saya menutupnya dengan perasaan malu, bukan karena kualitas musik, tetapi lebih karena banyaknya waktu yang diwakili oleh arsip tersebut.

Ketika saya sampai pada sebuah arsip berjudul “Pemikiran-pemikiran yang didorong oleh hawa nafsu”, saya merasakan tubuh saya dingin. Saya menarik keluar arsip itu hanya satu inci, tidak berminat untuk menyelidiki besarnya, dan menarik sebuah kartu. Saya merasa jijik melihat isinya secara terperinci. Saya kesal memikirkan bahwa saat seperti ini juga tercatat.

Tiba-tiba saya merasakan suatu kemarahan seperti seekor binatang. Satu pikiran mendominasi otak saya: “Tidak ada seorang pun yang boleh melihat kartu-kartu ini! Tidak ada satu pun orang yang akan pernah melihat ruangan ini! Aku harus menghancurkan semuanya!” Dengan pikiran kalang kabut itu saya merenggut keluar arsip tersebut. Sekarang ukurannya tidak menjadi masalah. Saya harus mengosongkannya dan membakar kartu-kartu tersebut. Tetapi ketika saya mengambil arsip itu dan memukul-mukulkannya ke lantai, saya tidak dapat mencabut satu kartu pun. Saya menjadi putus asa dan menarik keluar sebuah kartu, hanya untuk menemukan bahwa kartu itu sekuat baja ketika saya berusaha untuk merobeknya.

Merasa kalah dan benar-benar putus ada, saya mengembalikan arsip itu ke tempatnya. Sambil menyandarkan dahi saya ke tembok, saya mengeluarkan keluhan panjang mengasihani diri sendiri. Dan kemudian saya melihat sebuah arsip lain. Judul arsip itu adalah “Orang-orang yang pernah saya ceritakan tentang Injil”. Pegangannya lebih terang daripada yang ada di dekatnya, lebih baru, hampir tidak pernah digunakan. Saya menarik pegangan itu dan sebuah kotak kecil yang tidak lebih dari delapan sentimeter panjangnya jatuh ke dalam tangan saya. Saya bisa menghitung kartu-kartu yang ada di sebelah tangan saya.

Dan kemudian air mata pun mengalir. Saya mulai menangis. Saya terisak begitu hebat sampai rasa sakitnya terasa di perut saya dan mengguncangkan saya. Saya jatuh berlutut dan menangis. Saya berteriak karena malu, sangat malu. Baris-baris rak arsip itu berputar-putar dalam pandangan saya yang dipenuhi air mata. Tidak ada satu orangpun yang boleh mengetahui ruangan ini. Saya harus menguncinya dan menyembunyikan kuncinya.

Tetapi kemudian saat saya menyeka air mata saya, saya melihat Dia. Tidak, tolong, jangan Dia. Tidak di sini. Siapa pun boleh kecuali Yesus.

Saya memperhatikan dengan pasrah ketika Ia mulai membuka arsip-arsip dan membaca kartu-kartu di dalamnya. Saya tidak tahan melihat respons-Nya. Dan di saat saya memberanikan diri memandang wajah-Nya, saya melihat suatu kesedihan yang lebih dalam daripada kesedihan saya. Seperti dibimbing oleh intuisi-Nya Ia berjalan menuju kotak-kotak yang paling buruk. Mengapa Ia harus membaca setiap arsip?

Akhirnya Ia berpaling dan memandang saya dari seberang ruangan. Ia memandang saya dengan belas kasihan di mata-Nya. Tetapi bukan kemarahan. Saya menjatuhkan kepala saya, menutupi muka saya dengan tangan, dan mulai menangis lagi. Ia menghampiri saya dan merangkul saya. Bisa saja Ia mengatakan begitu banyak hal. Tetapi Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya menangis bersama saya.

Kemudian Ia bangkit dan berjalan kembali ke dinding arsip tersebut. Dimulai dari ujung ruangan yang satu, Ia mengeluarkan sebuah arsip dan satu demi satu, Ia mulai menuliskan nama-Nya di atas nama saya pada setiap kartu.

“Tidak!” saya berteriak, buru-buru menghampiri Dia. Yang dapat saya katakan hanyalah, “Tidak, tidak,” ketika saya menarik kartu dari-Nya. Nama-Nya tidak seharusnya ada di kartu-kartu ini. Tetapi nama itu telah tertera, ditulis dengan begitu nyata dan jelas dengan tinta merah. Nama Yesus menutupi nama saya. Nama itu ditulis dengan darah-Nya.

Dengan lembut Ia mengembalikan kartu itu. Ia memberikan senyum kesedihan dan melanjutkan untuk menandatangani kartu-kartu itu. Saya tidak akan pernah mengerti bagaimana Ia dapat melakukannya secepat itu. Tetapi hal cepat berikutnya adalah saya mendengar Ia sudah berada di arsip terakhir dan kembali ke sisi saya. Ia meletakkan tangan-Nya ke atas pundak saya dan berkata, “Sudah selesai.”

Saya berdiri, dan Ia menuntun saya keluar dari ruangan. Tidak ada kunci pada pintu itu. Masih ada kartu-kartu yang akan ditulis.

PS: Sangat melegakan untuk tahu bahwa semua harga dosa yang tertulis dalam “arsip” kehidupan kita telah dibayar lunas oleh-Nya ya :) 

Label: